Tampilkan postingan dengan label Jepara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jepara. Tampilkan semua postingan

Perang Api atau Perang Obor - Tradisi Jepara




BERMULA DARI KERBAU YANG DI TELANTARKAN

Sejarah

Pada jaman Kerajaan Demak, konon di Desa Tegalsambi, Jepara, tinggal seorang petani kaya bernama Kiai Babadan yang banyak sekali memiliki kerbau dan sapi. Tentu ia tidak dapat mengembalakan sendiri ternak-ternaknya. Ia kemudian meminta tetangganya yang bernama Ki Gemblong untuk menggembalakan ternaknya.

Meski berat, Ki Gemblong menyanggupi pekerjaan ini. Namun Ki Gemblong tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan kesanggupanya. Sebaliknya ia menelantarkan kerbau dan sapi milik Kiai Babadan sehingga hewan itu menjadi kurus dan penyakitan.

Pada awalnya memang Ki Gemblong masih bisa menyembunyikan keadaan itu. Namun akhirnya Kiai Babadan mengetahui. Ia menjadi geram ketika melihat bahwa kondisi ternak miliknya yang kurus dan sakit-sakitan itu dibabkan oleh keteledoran yang disengaja oleh Ki Gemblong. Oleh karena kegeramannya yang memuncak, maka Kiai Babadan menghajar Ki Gemblong dengan mengunakan obor dari pelepah kelapa.

Menerima perlakuan yang demikian ini, Ki Gemblong ternyata tidak tinggal diam. Ia juga segera mengambil pelepah daun kelapa untuk melanjutnya dinyalakan sebagai obor untuk menghadapi Kiai Babadan. Dengan demikian terjadilah pertarungan atau perang obor antara Kiai Babadan dan Ki Gemblong.

Bukannya makin mereda, pertarungan ini semakin lama semaki sengit. Serunya pertarungan mengakibatkan terbakarnya kandang sapi dan kerbau. Seluruh hewan di dalam kandang pun akhirnya lari tunggang-langgang ketakutan. Namun demikian aneh sekali bahwa ternak yang semula berpenyakitan malah menjadi sembuh. Setelah mengetahui kenyataan seperti itu mereka berdua pun akhirnya mengakhiri perkelahian mereka.

Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di kalangan masyarakat Tegalsambi, sejak itu, anak-cucu Kyai Babadan dan Ki Gemblong lalu melakukan upacara perang obor ini dimaksudkan untuk mengusir segala roh jahat yang mendatangkan penyakit. Upacara itu dilengkapi pula dengan pergelaran wayang kulit. Ada prosesi untuk mengarak pusaka (Pedang Gendir Gambang Sari dan Podang Sari, sebuah arca, dan sebuah beduk dobol) yang dipercayai sebagai warisan sunan Kalijaga kepada Kebayan Tegalsambi. Kedua pedang kayu itu, konon, merupakan serpihan kayu yang dipakai membangun Masjid Demak

Simbol-simbol upacara

Peralatan utma yang dibutuhkan dalam upacara perang obor ini adalah pelepah daun kelapa kering (blarak). Selain itu jaga dibutuhkan daun pisang kering sebagai campuran bahan pembakar daun kelapa tersebut. Campuran pelepah daun kelapa kering dengan daun pisang ini kemudian ditata dengan bentuk tertentu sehingga bisa digunakan untuk memukul ataupun menusuk lawan. Pakaian yang digunakan saat ini sudah menggunakan seragam khusus untuk acara ini.

Pada saat ini para “pemain“ cendrung menggunakan pakaian yang bisa melindungi badan mereka dari pukulan obor yang bisa membuat kulit menjadi melepuh. Jadi peralatan obor yang terbuat dari daun kelapa dan daun pisang kering merupakan peralatan yang mememang sesuai dengan apa yang diceritakan dalam legenda Kyai Babadan dan Ki Gemblong.

Sedangkan obor dapat mempresentasikan sebuah symbol yang merupakan alat untuk mengusir kekuatan jahat yang mendatangkan penyakit dan berbagai mala petaka lain. Peralatan lain yang digunakan adalah beberapa benda yang dipandang keramat oleh masyarakat Desa Tegalsambi yang diarak pada waktu prosesi perang obor akan berlangsung yaitu sebuah arca, dua pedang kayu, dan bedug.

Prosesi upacara

Perang obor itu dilakukan oleh sekitar 50 orang warga desa. Jika kulit melepuh atau lebam kena gebuk akibat perang itu, luka tersebut bisa dipulihkan dalam sekejap dengan olesan air londoh. Oleh masyarakat setempat hal ini dipandang sebagai keajaiban dari Tuhan. Hal semacam ini bukan hanya diyakini oleh masyarakat awam namun juga dari pimpinan dari desa itu. Namun demikian para perangkat desa tidak mau menjelaskan air londoh itu berasal dari mana dan apa formulanya.

Biasanya upacara ini dilakukan pada bulan Zulhijjah, tepat malam Selasa Pon. Sebelum acara perang obor dimulai, terlebih dahulu diadakan selamatan di tujuh tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat Tegalsambi. Setelah itu dilakukan penyembelihan seekor kerbau jantan muda yang belum pernah dipakai untuk membajak. Penyembelihan ini dilakukan di rumah kepala desa. Pada pukul 17.30 WIB (menjelang malam Selasa Pon) Salah satu perangkat desa (biasanya bayan / seksi keamanan) menaruh sesajen (berupa kendil berisi darah kerbau, sebagian jeroan, dan daging yang sudah dimasak). Menjelang pukul 20.00 WIB, sepanjang jalan menuju rumah petinggi dipadati ribuan pengunjung baik dari desa setempat maupun desa-desa lain. Sebelum api obor disulut pada pukul 20.00 WIB, petinggi diarak oleh pasukan obor mulai dari rumahnya hingga ke pusat upacara, di perapatan jalan tengah desa. Petinggi mengenakan pakaian adat jawa, diapit dua pawang api dan sesepuh desa.

Tepat pukul 20.00 upacara perang obor dimulai. Para peserta memakai seragam khusus bersepatu dan bertutup kepala. Doa-doa memohon restu kepada dayang (penguasa bumi Tegalsambi) pun dilakukan. Kemenyan dibakar, kemudian diiringi gending Kebo Giro, 50 orang dari empat jurusan di jalan desa menghambur ke perampatan jalan dengan obor blarak yang menyala. Perang pun dimulai dan berlaangsung selama hampir satu jam.

Sesuai upacara perang obor banyak anggota pasukan obor yang tangannya terluka lecet. Sekitar satu jam “peperangan” usai para anggota pasukan langsung menuju ke rumah kepala desa untuk mengobati luka dengan air kembang dari pusaka desa bernama Ki Songgo Buwono yang ruwat dirumah kepala desa.

(Hadi Priyanto)






A little story about the history of the torch on War era Demak Kingdom, said in Tegalsambi village, Jepara, there lived a wealthy farmer named Kiai Babadan which has a lot of buffalo and cattle. Of course he can not own livestock, livestock mengembalakan. He then asked the neighbor who called Ki Gemblong to graze their livestock. Although heavy, Ki Gemblong undertakes this work. But Ki Gemblong not do the work in accordance with kesanggupanya. Instead he abandoned the buffalo and cattle owned by Kiai Babadan so that the animals become emaciated and sickly. At the beginning it could still be hiding Ki Gemblong situation. But eventually Kiai Babadan know. He became furious when he saw that the condition of his cattle are thin and sickly that dibabkan by willful negligence by Ki Gemblong. Because of the mounting kegeramannya, then beat Ki Kiai Babadan Gemblong using the torch of coconut midrib Based on oral tradition that developed in the community Tegalsambi, since then, their children and grandchildren and Ki Gemblong Kyai Babadan then perform the ceremony the torch of war was intended to ward off spirits evil that brings







foto:credit oleh framefoto
artikel=jepara

Jepara MEMPUNYAI LOKASI STRATEGIS YANG DAPAT DIBANGUN PLTN

BUPATI JEPARA, Drs. Hendro Martojo, MM. :
JEPARA TIDAK PUNYA BATUBARA DAN MINYAK, TAPI MEMPUNYAI LOKASI STRATEGIS YANG DAPAT DIBANGUN PLTN, BAGI KAMI SAMA SAJA DENGAN MEMPUNYAI BATUBARA DAN MINYAK
Siapa tak kenal nama Jepara, daerah ini sudah populer hingga ke manca nagara, baik dari latar belakang sejarah yang panjang jauh sebelum negeri ini diproklamirkan, atau pun dari kisah perjuangan Kartini yang memperjuangkan emansipasi bagi kaum wanita, mau pun karena ukiran-ukirannya yang indah.
Di era teknologi canggih ini, tentu saja masyarakat Jepara tidak ingin ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi modern untuk membangun daerahnya. Etos perjuangan yang diwariskan para pendahulunya bagi masyarakat Jepara adalah sebagai modal semangat juang untuk membangun negeri yang damai dan sejahtera. Kalau diulang tahun Kota Jepara yang sudah berusia empat ratus lima puluh tujuh tahun ini, diadakan gelar National event Jepara Tech Expo 2006, ini adalah dalam rangka pengembangan kapasitas daerah melalui optimalisasi potensi sector eknonomi strategis. Dalam gelar acara yang dibuka resmi oleh Menristek, Dr. Kusmayanto Kadiman ini, diserahkan bibit padi unggul Diah Suci hasil penelitian Batan secara simbolis, oleh Kepala Batan, Prof. Dr. Soedyartomo Soentono, M.sc. Ph.D. yang diterima langsung oleh Bupati Jepara, Drs. Hendro Martojo, MM untuk selanjutnya disebar luaskan kepada para petani di daerah Jepara. Padi unggul Diah Suci tersebut pada tahun 2005 sudah diuji tanam di daerah Jepara dan hasilnya sangat memuaskan hingga para petani di daerah ini berkeinginan untuk terus mengembangkan bibit padi tersebut. Merealisasi permintaan ini melalui kemitraan dengan Pemda Jepara, Batan memprogramkan memberikan bantuan bibit varietas padi unggul Diah suci sebanyak 2,1 ton dan dari program tersebut berbarengan dengan acara penyerahan secara simbolis telah diserahkan 600 kg, selebihnya akan segera menyusul.
Khusus mengenai rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jepara, terutama bagaimana kesiapan pemda Jepara, dalam kesempatan yang terbatas Media Kita berhasil mewawancarai Bupati Jepara saat mengunjungi stand pameran Batan, di lokasi Jepara Tech Expo 2006. berikut cuplikan wawancara tersebut:
Kalau rencana PLTN Jepara pada tahun 2016 sudah mulai beroperasi, tentu pembangunan fisiknya paling tidak harus sudah dimulai pada tahun 2010. Bagaimana kesiapan Pemda Jepara menanggapi hal ini.
Masalah PLTN, yang penting kita sosialisasi dulu, karena pada prinsipnya ramah dan kenyamanan, harus lebih intensip disampaikan sejak awal kepada warga masyarakat, teori-teori dimulainya pembangunan fisik yang paling pokok adalah itu. Hal itu dibarengi dengan community developmentnya, mengenalkan produk-produk Batan yang sifatnya bisa meningkatkan sandang pangan papan kepada masyarakat dan nampak nyata.
Menurut pantauan Pemerintah Daerah Jepara, bagaimana sikap masyarakat Jepara dalam menanggapi pembangunan PLTN di daerah ini.
Kalau masyarakat lokal sebenarnya tidak ada masalah, karena seperti misalnya tapak yang di Lemah Abang, itu jauh dari pemukiman, jadi (masyarakat red.) relatif tidak banyak terusik, apakah itu blok merah, yang kuning, atau yang biru, blok-blok yang strategis-strategis dari lokasi tapak PLTN, itu kelihatannya tidak mengusik pemukiman, barangkali di situ tidak ada masalah.
Kalau PLTN jadi dibangun di Jepara, tentu akan menambah pendapatan asli daerah (PAD), apa yang bisa dilakukan Pemda Jepara untuk hal tersebut.
Kami telah titipkan kepada Batan kemaren, bahwasannya Peraturan Pemerintah yang akan dibuat, dalam rangka upaya hukum adanya pabrik nuklir ini (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Red.), itu hendaknya disana sudah mencantumkan kontribusi-kontribusi bagi daerah itulah nanti yang kita ambil. Sebab itu seperti misalnya kabupaten yang punya tambang batubara, mereka menikmati hasil dari batubara itu, mereka yang mempunyai tambang minyak juga bisa menikmati minyaknya. Tapi daerah Jeporo ini tidak punya batubara, tidak punya minyak, namun mempunyai tempat yang strategis, yang hanya satu-satunya yang mungkin (PLTN red.) dibangun di Jawa adalah di Jepara. Tempat strategis itu bagi kami sama dengan kalau kita mempunyai batubara, atau minyak, karena dengan lokasi strategis tadi pabrik (PLTN red.) bisa dibangun disitu dan bisa menghasilkan listrik. Itulah di PP-nya hendaklah dicantumkan bahwa kita harus mendapatkan kontribusi dari potensi lokasi yang strategis itu. Jadi kalau Jepara ini seperti Singapura, dia tidak punya sumber daya alam apa pun, tapi lokasinya strategis, inilah yang menjadi bagian dari daya saing Jepara.
Adakah kekhawatiran masyarakat setempat tentang teknologi nuklir.
Kekhawatiran masyarakat Jepara kepada teknologi nuklir bagaimana pun tetap ada, makanya yang penting sosialisasi yang harus semakin ditingkatkan untuk meyakinkan kepada warga masyarakat bahwasannya teknologi nuklir untuk listrik ini “aman”. Kemudian yang kedua community development tadi, sumbangan apa yang dapat diberikan oleh pemerintah pusat dalam hal ini yang sifatnya nuklir (hasil penelitian dari teknologi nuklir. Red.) yang manfaat dan punya nilai produksi tinggi bagi masyarakat, seperti misalnya sumbangan benih padi Diah Suci kenapa tidak diperbanyak.
Sejak kapan Padi Unggul Diah Suci dikembangkan di Jepara
Padi Unggul Diah Suci ditanam di Daerah Jepara sudah mulai dikembangkan pada tahun 2005 di atas area seluas empat hektar, di Bumiharjo ya hasilnya lumayan bagus. Pertama padinya tahan dari hama wereng, yang kedua dia mempunyai hasil produksi yang lumayan signifikan. Kalau padi biasa bisa 6 ton per hektar, dia (Diah Suci red.) bisa 8 ton per hektar, artinya kering sawah, ini nilai tambah dari hasil teknologi nuklir tadi. Itulah salah satu contoh community development, nuklir untuk comunitas damai, suatu bagian dari sosialisasi agar masyarakat ini mempunyai pemikiran yang sama pada produksi elektrik. (pembangunan pltn red.)

PNPM Mandiri Danai Pembangunan Gedung Madrasah Diniyah Desa Karangaji Jepara

Jepara – Tahun 2012 ini desa Karangaji kecamatan Kedung kabupaten Jepara mendapatkan dana PNPM ( Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ) Mandiri Perdesaan sebesar Rp 106 juta rupiah . Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan gedung Madrasah Diniyah sebanyak tiga lokal . Sebelumnya sudah ada bangunan , namun karena kondisinya sudah tua maka bangunan  tersebut direhab total . Selain dari dana PNPM masyarakat berswadaya sebesar Rp 50 juta rupiah sehingga total anggaran yang dibutuhkan menjadi Rp 156 Juta rupiah. ” Masyarakat mermang sejak awal sudah mempunyai niat untuk merehab bangunan Madrasah Diniyah ini , selain kondisinya sudah tua bangunan ini juga sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka pembelajaranb agama untuk anak-anak jika sore hari ” kata Mufaiduddin, S P d Petinggi desa Karanagaji pada kabarseputarmuria  di rumahnya Senin  (7/5)
Faid mengatakan , dibangunnya gedung Madin tersebut berawal dengan adanya koordinasi fihak Yayasan ” Ki Aji Tunggal” yang menaungi Madrasah Diniyah dengan desa setelah adanya informasi mendapatkan dana  PNPM. Selain itu lewat musrenbangdes pembangunan gedung Madrasah ini juga terus mencuat karena kondisinya yang cukup memprihatinkan. Oleh karena itu diputuskanlah Madrasah Diniyah tersebut dibangun dengan dana PNPM , dengan tambahan swadaya masyarakat dari masyarakat atau Yayasan.
” Rencananya untuk tahap awal ini dibangun tiga ruangan kelas , gedung lama diratakan dulu kemudian dibuat pondasi awal selanjutnya baru dibangun ruangan kelas. Harapan ke depan di tempat ini akan dibangun lagi tiga lokal ”, tambah Faid.
Dikatakan oleh Faid , Program PNPM Mandiri Perdesaan bagi desanya cukup membantu dalam rangka pengentasan kemiskinan . Berbagai bangunan telah diselesaikan dan cukup bermanfaat bagi masyarakat utamanya golongan ekonomi menengah ke bawah . Diantara bangunan yang dibiayai oleh PNPM adalah Jalan kampung , normalisasi saluran air, Jalan menuju ke lahan pertanian , Pembagunan Madrasah Ibtidaiyah dan juga pembangunan Gedung TK. Tanpa adanya dana PNPM tesebut masyarakat akan sulit mengembangkan dirinya karena mereka kebanyakan dalan kondisi ekonomi yang lemah.
” Alhamdulillah dana PNPM sangat membantu pemberdayaan warga desa kami , mengandalkan warga masyarakat akan sulit berkembang desa ini karena untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan apalagi memikirkan pembangunan di desanya ” kata Faid.
Rencana gambar jadi
Oleh karena itu ke depan jika masih ada dana dari program PNPM tersebut fihaknya mengharapkan desa akan mendapatkan lagi untuk membenahi infrastruktur desa yang berkaitan dengan peningkatan hasil pertanian. Selain akses jalan pertanina yang masih harus ditingkatkan agar mudah dalam rangka pengangkutan hasil panen. Pengairan juga harus dibenahi di beberapa titik sehingga semua lahan sawah kebagian air secara merata , sehingga lahan sawah bisa dioptimalkan pengerjaannya.
” Setelah sarana prasaran di dalam desa sudah terbenahi , maka fokus kami akan kami alihkan di lahan pertanian . Misalnya pengerukan sungai yang dangkal , pembenahan saluran air juga jalan pertanian untuk mengangkut hasil pertanian ”, kata Faid. (Muin)

Jepara - PLTU Tanjung Jati B pasok 20% listrik Jawa-Bali

PLTU Tanjung Jati B berkapasitas total 2.640 MW memasok kebutuhan 20% sistem kelistrikan Jawa - Bali seiring dengan mulai beroperasinya secara komersial pembangkit unit 4 berkapasitas 660 MW.
Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Nur Pamuji mengemukakan keberadaan PLTU Tanjung Jati B ini memberikan sumbangsih yang signifikan dalam kelistrikan di Indonesia, khususnya pada sistimkelistrikan Jawa-Bali.
"Dari total kapasitas PLTU batu bara yang mencapai 13.000 MW, lebih dari 20 %-nya merupakan sumbangan dari PLTU Tanjung Jati B dengan total kapasitas 2.640 MW," ujarnya kemarin.
Pengoperasian PLTU Tanjung Jati B unit 4 berkapasitas 660 MW kemarin diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.
Hadir juga dalam peresmian itu Dubes Jepang untuk Indonesia Yoshinori Kalori. Pada Desember 2011, unit 3 PLTU itu juga telah diresmikan pemakaiannya.
Berkaitan dengan beroperasinya PLTU itu, Menteri ESDM Jero Wacik mengapresiasinya.
"Kami mengapresiasi beroperasinya PLTU ini. Bahkan pengoperasian PLTU ini lebih cepat dari jadwal semula. Selain itu, pemerintah bisa menghemat biaya hingga Rp8,6 triliun dibandingkan dengan menggunakan BBM."
Sebelumnya, PLTU Tanjung Jati B telah mengoperasikan dua mesin pembangkit, yakni unit 1 dan 2 yang telah beroperasi secara komersial sejak 2006.
Dengan demikian, saat ini total kapasitas terpasang PLTU Tanjung Jati B dari 4 unit mesin pembangkit mencapai 2.640 MW.
PLTU Tanjung Jati B unit 4 dibangun bersamaan dengan unit 3 di atas lahan ISO hektare di Desa Tubanan, Kecamatan
kembang, Jepara, Jawa Tengah.
Pembangunan PLTU itu memakan waktu sekitar 35 bulan dengan kontraktor pelaksana joint operation Sumitomo Corporation-Wasa Mitra Engineering. Pembangunan dua unit PLTU ini membutuhkan nilai investasi 160 miliar yen dengan pendanaan dari JBIC dan bank komersial lainnya.
Menurutnya, kehadiran PLTU Tanjung Jati B ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dan keyakinan investor antuk menanamkan modalnya di Jawa Tengah karena ketersediaan listrik di provinsi itu sudah surplus.
"Dengan kehadiran PLTU itu, kami mengharapkan investasi akan tumbuh sehingga meningkatkan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Nur Pamuji. (14)

Sumber : Bisnis Indonesia - Jepara, 7 Februari 2012

Karimunjawa Island the next bali

floating villa
Karimunjawa

Karimun berasal dari bahasa Jawa yaitu kremun yang artinya kabur atau samar-samar. Diberi nama tersebut karena kepulauan ini terlihat samar-samar dari Pulau Jawa yang disebabkan letaknya yang cukup jauh dari Pulau Jawa. Untuk mencapai Karimunjawa memakan waktu sekitar 4 sampai 6 jam dari daratan Pulau Jawa dengan menggunakan Kapal Motor Cepat dari Semarang atau Jepara. Rasanya, cocok dengan namanya, karena memang memakan waktu yang cukup lama untuk tiba di pulau ini.

Berenang bersama hiu di KarimunjawaKepulauan Karimunjawa menjadi surga dari para penyelam (diver). Anda dapat melakukan berbagai kegiatan di dalam jernihnya air. Berenang, menyelam (diving), atau snorkeling akan terasa menyenangkan.


Diving - Keindahan Terumbu karang
Keindahan terumbu karang serta ikan berwarna-warni di dalam laut akan menjadi daya tarik untuk bermain-main di dalam air. Air laut di Karimunjawa sangat jernih dan bening, sehingga Anda bisa melihat dasar laut dengan jelas. Bagi Anda yang hobi memancing, Anda juga bisa melakukannya di beberapa pulau di Karimunjawa.

perahu

Untuk mengunjungi pulau-pulau yang ada di Karimunjawa, Anda bisa menggunakan perahu nelayan. Waktu yang diperlukan tidak terlalu lama untuk mengunjungi beberapa pulau sekaligus karena letaknya yang tidak berjauhan. Ada pula perahu yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah perahu (glass bottom boat) yang cocok bagi Anda yang tidak ingin menyelam tetapi ingin tetap dapat melihat terumbu karang atau ikan-ikan di dalam air laut.



Kepulauan Karimunjawa
Karimun jawa island

Karimunjawa sejak tahun 2001 memiliki nama resmi Taman Nasional Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa terdiri atas gugusan 27 buah pulau kecil dengan 5 buah pulau yang sudah berpenduduk di kepulauan ini.

Pulau yang sudah berpenduduk yaitu Pulau Genting, Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Nyamuk, dan Pulau Parang. Sebagian besar pulau di sana memiliki pantai dengan pasir putih.

Pulau-pulau yang menjadi favorit untuk dikunjungi para turis karena keindahan alamnya antara lain Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan Tanjung Gelam. Ayo kita kunjungi pulau-pulau tersebut satu per satu!

Pulau Menjangan Besar
Di Pulau Menjangan Besar terdapat penangkaran ikan hiu. Anda dapat menguji keberanian dengan masuk ke kolam penangkaran mereka dan berenang bersama ikan-ikan hiu ini. Tidak perlu takut, karena hiu di sini cukup jinak dan bersahabat dengan manusia.
Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil pantas dikunjungi karena di perairan sekitar pulau ini terdapat banyak ikan kecil berwarna-warni yang cantik. Pulau ini memiliki pantai dan dasar laut yang indah dengan air yang jernih. Pulau ini cocok bagi Anda yang ingin mencoba snorkeling.
Pulau Cemara Kecil dan Pulau Cemara Besar
Pada kedua pulau ini terdapat banyak pohon cemara yang mungkin menjadi dasar nama kedua pulau ini. Hal unik lainnya adalah adanya daratan pantai dengan pasir putihnya yang menjorok ke laut.
Pulau Tanjung Gelam
Pulau Tanjung Gelam merupakan pulau yang indah dengan hamparan pasir putih dan air laut yang berwarna hijau kebiruan.

Akomodasi di Karimunjawa

Selain menikmati keindahan laut dan pantainya, Anda dapat mengunjungi pasar traditional atau mengunjungi para pelayan yang berhasil mendapat ikan di pasar ikan.

Untuk tempat penginapan, ada beberapa pilihan tempat yang bisa Anda tentukan. Anda dapat menginap di beberapa resort mewah yang ada di pulau-pulau kecil atau juga hotel-hotel dengan tarif yang lebih murah. Beberapa penduduk setempat juga menyewakan rumahnya dengan tarif yang lebih murah lagi. Atau Anda bisa mencoba suasana berbeda dengan menginap di Wisma Apung, yaitu tempat penginapan yang ada di atas air tidak jauh dari pantai.

Transportasi ke Karimunjawa
Transportasi

Untuk menuju Karimunjawa, Anda dapat menggunakan beberapa alternatif pilihan berikut ini:


Kapal Cepat dari Semarang
Dari Semarang, Anda dapat pergi ke Karimunjawa melalui Pelabuhan Tanjung Emas dengan menggunakan kapal cepat. Perjalanan dari Semarang ke Karimunjawa sekitar 4 jam hingga 6 jam jika cuaca buruk.
Kapal dari Jepara
Jika Anda memilih pergi ke Karimunjawa dari Jepara, Anda dapat melalui Pelabuhan Kartini. Anda bisa memilih menggunakan kapal cepat, atau juga menggunakan kapal yang lambat dan murah dari Jepara. Perjalanan dari Jepara ke Karimunjawa sekitar 2,5 hingga 3 jam.
Pesawat
Selain itu, bagi Anda yang memiliki cukup dana, ada pesawat kecil di Bandara Ahmad Yani Semarang dapat disewa menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan (salah satu pulau di Karimunjawa). Dengan pesawat, Anda dapat melihat keindahan Karimunjawa dari atas sebelum mendarat di lapangan terbang yang ada di Karimunjawa. Perjalanan dengan pesawat menempuh waktu sekitar 30 menit.
map

karimun beach


Menikmati keindahan pulau ini dan merasakan ketenangannya akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Dianjurkan untuk mengunjungi pulau ini pada bulan Maret sampai Oktober, pada saat itu cuaca sedang bersahabat sehingga Anda dapat leluasa menjelajah dan menikmati kepulauan Karimunjawa. Nikmati pesona keindahan alam di Karimunjawa.

Pantai Bandengan atau Pantai Tirto Samudro

pantai bandengan ato pantai tirto samudro

Pantai Tirto Samudro atau yang dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan Pantai Bandengan terletak 7 km sebelah utara dari pusat kota. Pantai yang airnya jernih dan berpasir putih ini sangat cocok untuk lokasi mandi . tak jarang para wisatawan yang datang ke obyek ini sengaja melakukan mandi laut. Umumnya mereka anak-anak, remaja dan para wisatawan manca Negara. Biasanya saat yang paling disukai adalah pada waktu pagi hari dan di saat sore menjelang senja dimana akan tampak panorama sunset yang memukau.
Sejarah Pantai Bandengan

Menurut kisah turun temurun, nama Pantai Bandengan pertama kali diberikan oleh putra Sunan Muria yaitu Amir Hasan saat akan berpergian mengembangkan ilmu agama ke Kepulauan Karimunjawa. Ketika sampai di pantai ini, mereka menemukan banyak Ikan Bandeng sehingga wilayah itu dinamakan Desa Bandengan. Pantai yang ada di desa tersebut akhirnya dinamakan Pantai Bandengan.

Di pantai ini juga menjadi tempat favorit Pahlawan Nasional yang memulai emansipasi wanita yaitu R.A. Kartini yang merupakan putri Bupati Jepara pada saat itu. R.A. Kartini sering berwisata ke pantai ini bersama para bangsawan Belanda pada masa itu.

Pantai Pasir Putih yang Rimbun
pantai bandengan

Anda dapat menikmati panorama pantai yang jernih dan berpasir putih. Selain itu, Anda juga dapat menikmati rimbunnya pepohonan pandan atau pohon perdu di sepanjang pesisir Pantai Bandengan Jepara atau yang dikenal juga sebagai Pantai Tirta Samudera. Pantai Bandengan memiliki struktur pantai yang landai dan air yang jernih dan bersih. Karena itu pantai ini cocok untuk menjadi tempat wisata pantai seperti berenang, bermain voli pantai, berperahu, atau sekadar bersepeda di pinggir pantai.

Selain itu, kondisi pantai utara Jawa relatif tenang membuat pantai ini relatif aman untuk menikmati permainan di pinggir laut maupun berenang. Bahkan pada saat Anda mencelupkan diri ke air laut yang bening, Anda dapat melihat ikan-ikan kecil sedang berlarian di dasar air laut.

Pantai Bandengan sering dikunjungi karena suasana alamnya yang unik. Anda dapat menemukan suasana pantai pasir putih yang luas. Kemudian Anda juga dapat menikmati keindahan air laut yang jernih. Serta yang menarik adalah hamparan pepohonan yang rimbun dan hijau di sekitar pantai. Tentu ini membuat suasana di Pantai Bandengan begitu sejuk dan nyaman. Keindahan pantai di sini mampu menyaingi keindahan pantai di Bali.

Anda juga dapat mengunjungi pulau di tengah laut dari Pantai Bandengan. Pulau yang dapat Anda kunjungi dari sini yaitu Pulau Panjang. Di pulau ini Anda dapat menyaksikan kekayaan alam yang indah yaitu flora dan fauna yang menarik. Anda dapat mengunjungi pulau ini dengan biaya yang relatif murah. Anda juga dapat berkeliling pantai dengan menyewa perahu atau kapal yang siap mengajak Anda berkeliling pantai sambil menikmati keindahan alam di Pantai Bandengan.

Sunset di Pantai Bandengan Jepara

pasir putih - Pantai Tirta Samudera
Seusai menikmati berbagai permainan yang menyenangkan di Pantai Bandengan hingga menjelang senja, tibalah saatnya Anda menikmati pertunjukkan yang memukau di pantai ini. Ini adalah pertunjukkan alam yang menakjubkan, yaitu proses terbenamnya matahari atau sunset. Anda dapat mengagumi keindahan matahari saat menuju perhentiannya di senja hari. Pantulan cahaya matahari yang meredup terlihat di air laut dengan ombak yang tenang di Pantai Bandengan ini. Momen seperti ini sering diabadikan oleh para fotografer yang kebetulan mampir di Pantai Bandengan Jepara.

Anda juga dapat menikmati panorama matahari terbenam atau sunset ini sambil menikmati makanan yang disajikan di restoran yang ada di bibir Pantai Bandengan. Salah satu restoran yang cukup terkenal di pantai ini adalah Sunset Beach Restaurant yang didirikan oleh warga negara Italia yang memiliki istri penduduk setempat. Restoran ini sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Anda dapat menikmati pizza yang merupakan makanan khas Italia, seafood maupun masakan Indonesia sambil menikmati keindahan panorama sunset dan mendengar deburan ombak di pinggir pantai. Jika Anda makan di salah satu restoran di Pantai Bandengan, maka Anda dapat masuk secara gratis ke obyek wisata Pantai Bandengan.

Jika Anda lelah dan ingin beristirahat, di Pantai Bandengan juga ditawarkan vila atau tempat penginapan yang bisa disewa. Setelah beristirahat malam hari, pada pagi hari Anda juga dapat menikmati sajian panorama matahari terbit di Pantai Bandengan.

Obyek wisata Pantai Bandengan tidak sulit untuk dikunjungi. Pemerintah Kabupaten Jepara telah menyediakan fasilitas jalan yang baik serta transportasi yang mudah menuju obyek wisata Pantai Bandengan. Jadi, jika Anda sedang berada di Jawa Tengah, tidak ada salahnya Anda mampir ke Jepara. Sambil melihat keindahan ukiran khas Jepara, Anda juga dapat mampir ke obyek wisata andalan Kabupaten Jepara yaitu Pantai Bandengan atau yang juga dikenal sebagai Pantai Tirta Samudera.

Pantai Bandengan Jepara
Pantai Tirta Samudera
(Sekitar 7 km di utara pusat kota Jepara)
Kabupaten Jepara
Jawa Tengah
Indonesia


Lokasi Pantai Bandengan
Peta Lokasi


Map data ©2011 Tele Atlas - Terms of Use
Map
Satellite
Show labels
20 mi
50 km



sumber= kumpulan .info

Informasi tentang Pantai Bandengan adalah benar pada saat artikel ini diterbitkan.
 
© Ata Quincy Jepara All Rights Reserved